Sunday, December 27, 2009

BENCI

Kebencian merupakan sebuah emosi yang sangat kuat dan melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk, menghindari, menghancurkan atau menghilangkannya.

Kadangkala kebencian dideskripsikan sebagai lawan daripada cinta atau persahabatan; tetapi banyak orang yang menganggap bahwa lawan daripada cinta adalah ketidakpedulian.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kebencian)

HATI-HATI DENGAN RASA BENCI

Suatu hari, ketika Nabi saw sedang berkumpul dengan para sahabat di dekat ka'bah, seorang lelaki asing lewat di hadapan mereka. Setelah lelaki itu berlalu, Nabi berujar kepada para sahabat, ''Dialah ahli surga.'' Dan hal itu dikatakannya sampai tiga kali.

Atas pernyataan Nabi tersebut, timbul penasaran di kalangan para sahabat, terutama Abdullah bin Umar yang memang dikenal sangat kritis. ''Ya, Rasulullah,'' tanya Abdullah, ''Mengapa engkau katakan itu kepada kami, padahal selama ini kami tidak pernah mengenalnya sebagai sahabatmu? Sedang terhadap kami sendiri yang selalu mendampingimu engkau tidak pernah mengatakan hal itu?'' Lalu sebagai seorang uswah, Nabi memberikan jawaban diplomatis yang sangat bijak. ''Jika engkau ingin tahu tentang apa yang aku katakan, silakan engkau tanyakan sendiri kepadanya.'' Karena rasa penasarannya sangat tinggi, suatu hari Abdullah bin Umar menyengajakan diri untuk berkunjung ke rumah orang asing itu.

''Ya, akhie,'' kata Abdullah, ''kemarin sewaktu engkau lewat di hadapan kami, Rasulullah mengatakan bahwa engkau seorang ahli surga. Apa gerangan yang menjadi rahasianya sehingga Rasulullah begitu memuliakanmu?
'' Lelaki itu tersenyum, kemudian menjawab, ''Sesungguhnya aku tidak pernah melakukan apa-apa. Aku bahkan tidak memiliki kekayaan apa-apa. Baik ilmu maupun harta yang bisa kusedekahkan. Yang kumiliki hanyalah kecintaan. Kecintaan kepada Allah, kepada Rasulullah dan kepada sesama manusia. Dan setiap malam menjelang tidur, aku selalu berusaha menguatkan rasa cinta itu, sekaligus berusaha menghilangkan perasaan benci yang ada kepada siapa saja. Bahkan terhadap orang-orang kafir sekalipun.''

Memelihara perasaan benci dan marah, berarti menyimpan egoisme. Adanya perasaan benci, berarti adanya sikap untuk menyalahkan orang yang dibenci itu. Dan menyalahkan orang lain berarti membenarkan sikap dan tindakan sendiri. Padahal sikap semacam itu sudah sejak awal diklaim syetan pada penciptaan Adam as. Kisah tersebut memberikan gambaran kepada kita, bahwa perasaan benci, bukan hanya mengakibatkan fitnah dan permusuhan, tetapi juga dapat menimbulkan penyakit batin yang sangat fatal, sekaligus menjauhkan diri dari surga yang menjadi dambaan setiap mukmin. Sehingga sikap yang paling bijaksana adalah, selalu berusaha untuk mengintrospeksi diri, sekaligus menjadi orang yang pemaaf. Sebab itulah yang selalu dilakukan Nabi sepanjang perjalanan hidupnya. Sedangkan hidup Nabi adalah contoh bagi setiap mukmin. ahi
(ARTIKEL ASLI>>Jangan_Pelihara_Rasa_Benci @http://www.republika.co.id)

BENCI KARENA CINTA


Bagaimana bisa rasa benci muncul karena didorong rasa cinta? Bukankah pada umumnya rasa cinta itu menghilangkan kebencian? Namun, tidak demikian bagi seorang muslim. Seorang muslim harus bisa menempatkan dua rasa yang berlawanan ini sesuai dengan aturan.

Mungkin ini terlalu abstrak, untuk lebih jelasnya, coba perhatikan sabda Rasulullah n berikut ini,

“Surga itu dihiasi dengan perkara-perkara yang di benci sedangkan neraka dihiasi dengan hal-hal yang disukai.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Demikianlah, jalan menuju surga tidaklah indah seperti jalan menuju neraka. Seseorang yang tidak paham konsep cinta dan benci, tentu akan mudah tergoda memilih jalan neraka. Bagimana tidak, karena jalan itu merupakan jalan setan yang membentang luas, dengan berbagai janji keindahan dan kenikmatan. Namun, jalan itu akan menghantarkan kita menuju kesesatan. Sebab, setan menawarkan kebebasan melampiaskan hawa nafsu dan pemenuhan syahwat.

Ketika manusia menyerahkan diri untuk dikuasai setan, hawa nafsu akan menguasai gerak langkahnya. Segala yang dilarang Allah tampak demikian indah dan menyenangkan. Benar-benar setan menjadikan indah larangan-larangan Allah, menimbulkan kesenangan-kesenangan dari keindahan yang ditawarkannya,

"Maka apakah orang yang dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh setan)?" (Fathir : 8).

Padahal, cinta dan benci yang berlandaskan hawa nafsu semacam itu jelas-jelas bertentangan dengan konsep cinta dan benci dalam Islam. Sebab, seharusnya kita membenci apa yang dibenci Allah dan mencintai apa yang dicintai-Nya. Oleh karena itu, Allah l memberikan peringatan keras kepada kita,

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan! Barang siapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar." (An Nur : 21).
(http://majalah-nikah.com)
BERSAMBUNG..... ^^

0 komentar:

Post a Comment

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.